You’re not a second choice.

rain
3 min readAug 23, 2024

--

Jam dinding tunjukkan pukul dua belas malam tepat. Nata masih berbaring nyaman di kamar Jingga tidak ada niat untuk tinggalkan laki-laki itu barang semenit. Nata menginap. Kunci pintu dari dalam agar suatu saat Permadi pulang, Jingga tidak lagi dapat dengan mudah disakiti.

“Jangan keluar kamar kalo Permadi pulang.” Ingatkan Nata serius.

Jingga mengangguk. Lagipula ia bisa apa selain setuju. Jingga tidak mau terluka lagi meski sudah biasa.

“Luka lo emang bisa sembuh Jingga, tapi bukan berarti lo layak buat disakitin terus.” Ucap Nata ada benarnya juga. Jingga selama ini anggap dirinya memang layak untuk dapatkan ini semua, meski sakit ia terima tanpa pernah sekali saja ia coba melawan.

“Adam hari ini nanyain keadaan lo.”

Jingga diam saja, tidak mau lagi tanyai soal Adam. Cukup rasanya ia ingat perasaannya yang tidak karuan sebelum ini. Pusing Jingga dibuatnya, jatuh cinta dan bahagia mungkin kurang cocok untuk hidupnya yang sekarang mulai berantakan. Jingga belum selesai pikirkan soal bunda, ia tak mau lagi libatkan Adam. Ia lebih baik simpan semua perasaannya dalam-dalam.

“Jii, gue serius. Adam tanya lo gimana sekarang. Katanya dia juga udah sering chat lo tapi nggak ada jawaban. Dia takut lo kenapa-kenapa. Soalnya Adam kan juga tahu lo sempet kabur dari rumah gara-gara apa.”

Jingga mengangkat kedua bahunya tunjukkan bahwa dirinya juga tidak mengerti dengan apa yang sedang dirasakannya. “Kenapa setelah gue confess, Adam jadi tiba-tiba perhatian gini.”

Nata menghembuskan nafasnya, mulai perhatikan Jingga lagi setelah biarkan televisi menyala. “Gue tahu Adam emang tolol, but I believe that everyone deserves a second chance.Don’t you?”

Jingga tersenyum tipis tanggapi Nata. “Gue cuma nggak mau jadi second choice.”

Nata kembali menggenggam tangan Jingga, “Jiji, you’re not a second choice.”

Entahlah, untuk saat ini rasanya Jingga sedang tak ingin pikirkan lagi soal Adam dan perasaannya yang masih tersisa. Tiba-tiba saja breaking news malam itu buatnya sedikit tertarik.

“Selamat malam, saya Haniar dan ini adalah breaking news. Kami baru saja menerima informasi mengenai sebuah kejadian tragis yang terjadi di Stasiun Gambir, Jakarta, pada pukul 10 malam tadi.”

“Jingga… turn up the volume sedikit.” pinta Nata kini sudah ikut serius perhatikan breaking news pada televisi di hadapannya. Keduanya sama-sama setuju kalau berita malam itu menarik perhatian. Jingga sampai lupa sempat bicarakan soal apa sebelum ini. Tangannya mencari-cari remote TV yang tidak jauh dari sekitarnya. Jingga menekan tombol volume up pada remote dan biarkan penyiar acara kabarkan berita serius tersebut.

“Menurut informasi terbaru, telah terjadi sebuah pembunuhan brutal di stasiun tersebut. Korban, seorang wanita berinisial R, ditemukan dengan 12 luka tusuk di tubuhnya. Kejadian ini terjadi di area peron 3, yang merupakan salah satu lokasi sibuk di stasiun tersebut.”

Jingga dan Nata mulai merasa intens, begitu menyeramkan berita itu terdengar. Jingga ataupun Nata, keduanya sama-sama tak dapat bayangkan bagaimana luka 12 tusuk itu bisa membunuh satu nyawa tidak berdosa. Siapa juga pelaku keji atas pembunuhan ini.

“Berdasarkan rekaman CCTV yang berhasil kami peroleh, pelaku tampak jelas meninggalkan tempat kejadian setelah melakukan aksinya. Pelaku menggunakan sebuah pisau dapur dalam serangan ini, dan hingga saat ini, identitas pelaku masih belum berhasil ditemukan oleh pihak berwajib.”

Jingga dan Nata, keduanya bergidik ngeri. Gambar korban tidak bernyawa ditampilkan dengan blur menutupi darah dan seluruh tubuhnya. Jingga tahu korban tersebut adalah seorang wanita paruh baya. Tiba-tiba saja perasaannya jadi tak tenang.

“Pihak kepolisian telah memulai penyelidikan intensif untuk mengungkap identitas pelaku dan menangkapnya secepat mungkin. Mereka juga meminta bantuan masyarakat untuk memberikan informasi yang mungkin bisa membantu kasus ini. Kami akan terus memantau perkembangan kasus ini dan memberikan update terbaru seiring dengan berjalannya penyelidikan. Teruslah bersama kami untuk informasi lebih lanjut. Demikian breaking news untuk malam ini. Saya Haniar, terima kasih telah bergabung dengan kami. Tetaplah berhati-hati dan jaga keselamatan Anda. Selamat malam.”

Dengan begitu berita yang lewat tengah malam berakhir tanpa tinggalkan satu pun petunjuk siapa sang pelaku. Nata baru dapat hembuskan nafasnya setelah siaran itu berakhir kemudian kembali menatap Jingga yang masih dengan perasaan yang tidak tenang.

“Nat, terakhir gue dapat kabar dari bunda, katanya bunda ada di stasiun rumah nenek.”

[ ]

rain.

--

--

rain
rain

Written by rain

ֶָ֢ 𝒚𝒐𝒖 𝒂𝒓𝒆 𝒘𝒆𝒍𝒄𝒐𝒎𝒆 𝒕𝒐 𝒕𝒉𝒆 𝒓𝒊𝒑𝒑𝒆𝒅 𝒑𝒂𝒈𝒆𝒔 𝒐𝒇 𝒎𝒊𝒏𝒆.

No responses yet