`
Katakan Jongseong tidak pernah menyesal sedikitpun setelah meninggalkan hoodie nya di kamar Sunghoon saat itu. Sore itu Sunghoon terlihat lebih mungil dari biasanya. Hoodie kebesaran miliknya berhasil melahap hampir separuh badannya, Jongseong sampai dibuatnya gemas sendiri.
Apalagi saat ia tahu surai panjang kecoklatan Sunghoon itu seperti dirapikan dengan cepat-cepat sebelum pertemuan mereka di dalam mobil tempat Jongseong menunggunya.
“Kenapa ketawa sih?” Sunghoon protes, bohong kalau ia tidak menyadari cekikikan kecil dari sisi kanannya di bangku kemudi.
“Lucu aja, perasaan tadi pagi pas mau kencan sama heeseung rapi banget, tapi pas ketemu sama gue cuma pake hoodie kaya orang bangun tidur.” Jongseong sambil sengaja cubit pipi gembil Sunghoon karena terlalu gemas.
“Aduh! Sakit!”
“Lucu banget. Hidung lo tuh merah, nangis mulu. Jelek tau.”
“Katanya gue kalo nangis cantik..????”
Jongseong jadi tertawa sedikit, “kalo nangis terus jadinya nggak cantik, Sunghoon..”
Sunghoon sadari intonasi yang lebih lembut. Lumayan dapat mendobrak hatinya yang tengah patah hati dengan orang yang tidak mungkin jadi miliknya.
“Padahal kemaren kelihatan ceria banget, seneng mau dapet first kiss sampe minta diajarin haha.”
“AAAA DIEM!!” Rengek Sunghoon sebab malu. Benar, padahal kemarin sudah excited sekali rasanya.
“Tapi serius deh Hoon… emang lo pengen banget ya dapet first kiss?”
yang ditanya langsung gugup sendiri. Malu-malu ia perlahan mengangguk. Beruntung Sunghoon saat itu naikkan tudung hoodie milik Jongseong yang dipakainya hingga tutupi rona merah pada kedua pipinya. Meski begitu, Jongseong sendiri masih bisa melihat dengan jelas bibir yang dikerucutkan karena kecewa.
“Sunghoon lihat gue deh..” ujar Jongseong yang baru saja ia sadari ada sedikit saja air mata menetes di wajah temannya itu.
Sunghoon menggeleng, memang hari itu bukan pertama kalinya ia menangis di depan temannya. Namun entah mengapa rasanya hari itu ia ingin sembunyikan tangisnya pada Jongseong.
“Lihat sini Sunghoon..”
“Nggak mauu~”
“Sunghoon…” bujuk Jongseong pelan-pelan berhasil buatnya menoleh menatap dirinya.
Sunghoon lagi-lagi keluarkan air mata, buat matanya sembab, dan hidungnya semakin merah. Jongseong tidak bohong kalau Sunghoon memang terlihat cantik saat menangis, tapi yang ia maksud bukan tangis karena kecewa seperti ini. Dirinya pandangi terus Sunghoon yang tengah menatapnya terpaksa. Mulai dari matanya yang berkaca-kaca, hidung merahnya, dan bibir penuhnya. Jongseong berhenti di bawah sana. Pikirkan apa yang akan dilakukannya setelah ini.
Sunghoon mendelik tidak percaya. Jika bukan karena Jongseong yang saat itu tiba-tiba temukan bibir diantara keduanya ia tidak akan diam membeku biarkan teman dekatnya itu merampas ciuman pertamanya secara percuma. Aneh sekali tapi, Sunghoon tidak ingin marah saat itu. Malah ia rasakan kupu-kupu berterbangan dalam perutnya. Malah ia dibuatnya terlena dengan lumat lembut yang diberikan sahabatnya. Perlahan dengan tidak terburu-buru, Sunghoon dibuat dirinya merasa paling dibutuhkan saat itu. Bahkan saat lidah yang perlahan melesak masuk tanpa aba-aba dan mulai jelajahi setiap sisi mulutnya —Sunghoon tak dapat lakukan apapun untuk menolak.
Jadi.. seperti ini rasanya ciuman pertama itu? Jadi begini rasanya sangat dibutuhkan?
Sunghoon mungkin refleks karena telah terbuai dengan perlakuan Jongseong, maka yang dilakukannya alih-alih menjauh ia malah mengalungkan tangan pada leher temannya itu.
“s-seong…hh—”
Jongseong menatapnya dengan dahi yang masih menempel setelah ciuman itu sempat berhenti sebab keduanya nyaris kehabisan oksigen.
“w-what should I do?” Sebab ia tidak mengerti apa yang harus dilakukannya saat ciuman, sebab ini adalah kali pertama dalam hidupnya.
Jongseong tersenyum, “at this point, you just have to open your mouth a little.”
Sunghoon turuti perintahnya sambil kedua mata bak obsidian yang berkilau itu menatapnya dari dekat.
“and let me kiss you like before.”
Sunghoon pejamkan matanya dan membuka mulutnya sedikit, menunggu untuk dapatkan sekali lagi ciuman dari Jongseong saat itu.
“Sunghoon…” Jongseong tersenyum, gemas sekali melihat cowok itu dari jarak sedekat ini.
“If you had a kiss, make sure kalo lo dan pasangan lo berada di posisi paling nyaman. Lo udah nyaman nggak sama posisi kita begini?”
Sunghoon kembali pikirkan kalimat Jongseong, sembari ia melihat sekitar. Dengan kedua lengan yang masih melingkar pada leher Jongseong ia kembali bertanya.
“Are you comfortable enough?”
“Gue sih prefer lo duduk disini.” Jongseong menepuk pahanya sendiri dua kali sebelum Sunghoon menatap kedua matanya ragu.
“Can I?”
“Sure, come here!”
[ ]
rain