Source of happiness

rain
3 min readDec 12, 2022

--

Jadi begitu. Sudah ada lima menit Aksaranaka, cowok kelahiran Desember itu duduk di samping tunangannya yang sejak pagi-pagi sekali sudah datang ke rumah. Wajahnya ditekuk sebab sedih, bibirnya dikerucutkan gemas membuat siapa saja yang melihat pasti jadi ingin menghujaninya dengan kecupan tidak terkecuali Giorafsan.

“Gio, kamu tuh kaya nggak tau aja Naka gimana…” decak pasrah bunda yang pagi itu sibuk berkutat dengan perkakas memasaknya. Lalu berikan tatapan kepada yang paling muda. “Anaknya keras kepala. Susah banget dibilangin, bunda sampe capek sendiri,” ucapnya melanjutkan kalimat yang belum selesai diucapkan.

Bunda tahu bagaimana wajah anak laki-laki satu-satunya itu terlihat sendu ketika mendengar ocehannya pagi itu, namun ia hanya menggelengkan kepala sudah tak habis pikir lagi dengannya.

“Udah dua hari Naka ketahuan bunda begadang karena kerja — “

“Bunda nggak gitu..” sela Naka berusaha menghentikan ocehan bunda.

“Nggak gitu apanya? Bunda kan udah bilang kamu nggak boleh kecapean, bentar lagi adek mau lahir. Harusnya kamu nurut waktu Gio minta kamu buat cuti hamil. Bukannya malah minta WFH gini.. itu mah sama aja namanya Naka…”

Naka merenungkan kembali semua dalih bunda pagi itu. Tak ada yang bisa dibantah sebab semua benar adanya. Ia tundukkan kepala cukup dalam, merasa bersalah. Alih-alih takut dimarahi bunda, Naka lebih takut dengan tatapan tajam dari Gio.

“Betul Naka, harusnya Naka nurut sama kata-kata bunda. Siapa yang suruh Naka minta WFH, kan Gio bilang cuti. Naka tahu nggak cuti itu apa?”

Naka mengangguk lemah, “tahuu… maafin naka, gioo…” katanya merengek sedikit. Nyaris menangis, tidak sampai Gio berikan usapan lembut di atas pucuk kepalanya. Disisirnya lembut surai kecoklatan itu sambil tersenyum.

“Gio nggak marah kok, naka.” Lalu senyum paling manis ia berikan pada tunangannya, “tapi jangan diulangi lagi ya, Naka…”

Naka mengangguk pelan-pelan berikan senyum lalu memeluk Gio-nya.

“Gio tadi kesini sebenernya lagi kangen scrambled eggs buatan Naka tau… Lagi pengeeeennn banget makan masakan Naka dari kemaren. Hmm kenapa ya? Padahal Gio nggak pernah sepengen ini.” Gio terus mengusap surai itu meski mereka tak lagi berpelukan.

Bunda yang tidak sengaja mendengar Gio malah tersenyum-senyum ikut tersipu.

“Itu namanya Gio yang ngidam sekarang.”

“Eh?” Naka sedikit terkejut sebab jujur saja ia tidak mengerti maksud bundanya. Keduanya menatap bunda dengan tatapan penasaran.

“Gapapa, itu wajar kok. Dulu juga waktu bunda hamil Naka, ayah malah yang sering ngidam pengen ini itu.”

“Bisa gitu ya bun?” Penasaran Naka.

“Bisa dong, itu artinya Gio sayang banget sama Naka…”

Sempat heran, namun setelah mendengar alasan bunda, Gio jadi ikut tersenyum lebar. Memang benar, ia mencintai Naka sebanyak itu.

Naka tiba-tiba jadi malu sendiri. Ia pandangi Gio-nya yang sudah terkekeh-kekeh.

“Gio sayang sama Naka?”

“Naka beneran masih tanya? Gio harus gimana lagi biar Naka tahu kalo Gio sayang banget sama Naka..”

Mendengar jawaban Gio yang kembali bertanya itu, Naka merasa jenaka. Ia jelas-jelas seperti bertanya pertanyaan retorik. Ia sudah tahu jawaban Gio.

“Iya naka… Gio sayang sama Naka.”

Naka menatapnya dengan mata berkaca-kaca, bibirnya melengkung ke atas nyaris menangis. “Naka juga sayang sama Gio…” rengeknya sudah menangis kali ini. Naka eratkan pelukannya diikuti rasa rindu yang sudah menumpuk karena waktu bertemunya dengan Gio semakin berkurang.

“Duuh kalian ini manis banget sih, kalo gitu bunda mau bersih-bersih teras belakang dulu deh.. nggak mau ganggu waktu pacaran Naka sama Gio.”

Giorafsan mengangguk dan berikan senyumnya, agak sungkan sama bunda tapi sendirinya juga sedang kangen Naka sekali.

“Naka…”

“Hmm?”

“Mau sampai kapan ini pelukannya? Gio udah pengen scrambled eggs Naka banget…”

Naka yang baru saja sadar kini sesaat menjauh dan menangkup kedua pipi Gio sambil cekikikan gemas.

“Hehe tunggu yaa ayah… Naka bakal bikin scrambled eggs paling enak sedunia,” katanya.

Mendengar nada ceria itu Gio jadi jauh jauh sekali lebih tenang. Memang benar ya, bahagia itu bisa menular secepat ini. Atau memang sumber bahagia Gio hanya ada pada Naka.

[ ]

rain.

--

--

rain
rain

Written by rain

ֶָ֢ 𝒚𝒐𝒖 𝒂𝒓𝒆 𝒘𝒆𝒍𝒄𝒐𝒎𝒆 𝒕𝒐 𝒕𝒉𝒆 𝒓𝒊𝒑𝒑𝒆𝒅 𝒑𝒂𝒈𝒆𝒔 𝒐𝒇 𝒎𝒊𝒏𝒆.

No responses yet