(n.) the joy of meeting or finding someone again after a long separation; rediscovery
— — — — —
Dengan jarak lima ribu dua ratus dua puluh enam mil selama 7 tahun mereka berpisah. Jongseong yang harus menempuh pendidikannya di Seattle, tempat dimana ia dilahirkan selama itu ia harus berpisah dengan kekasihnya, Sunghoon yang harus tetap berada di Seoul, agar tidak jauh dari jangkauan orang tua. Mereka mungkin sempat kehilangan satu sama lain, kehilangan sebuah kebahagiaan yang pernah mereka alami bersama, sampai tangis bahagia dan janji yang pernah ingin mereka tepati.
Tujuh tahun sudah mereka lewati dengan warna-warni penantian, kekecewaan, bahkan sampai kesedihan mendalam karena saling merindukan. Entah takdir macam apa yang dapat membuat mereka bertahan sampai sekarang. Long distance relationship memang tidak semudah itu dilakukan, sempat keduanya lelah dan ingin menyerah. Namun entah perasaan apa yang membuat mereka menemukan satu sama lain kembali. Seperti rindu atau saling percaya.
December 1st 2020
Sunghoon tidak berhenti tersenyum, seakan semua yang ia lakukan saat itu dapat dilihat oleh Jongseong yang sedang berada di sambungan panggilan suara.
“Happy birthday my little penguin!!” begitu serunya tiba-tiba. Jongseong terdengar ceria sampai membuat Sunghooon ikut tertawa.
“Haha isn’t it too early? By the way, kamu kapan pulangnya?” bibirnya dikerucutkan kesal. Perasaan rindu itu sudah meluap-luap hanya dengan mendengar suaranya melalui ponsel.
“pulang?? aku lagi di rumah ini sayang…” Jongseong cekikikan sendiri setelah menjawab pertanyaannya. Faktanya pun begitu, ia sedang di rumah meski jauh dari jangkauannya.
“Jongseong ih.. pulang ke Seoul maksud aku tauu, rumah kamu tuh disini ya…”
“Hehe iya juga ya… Sunghoon kan rumahnya Jongseong.”
“Sejak kapan suka sebut diri sendiri pake nama gitu?
“Nggak boleh ya? Kan biar lucu aja gitu…”
“Nggak lucu tau!” protes Sunghoon meski kedua pipinya sudah berubah semerah tomat.
“Haha ya emang kenapa sih? Aku gini kan cuma ke kamu doang hoon…”
Namanya disebutkan lagi, Sunghoon jadi dibuatnya tersenyum. “I miss the way when you call me ‘Hoon’ over and over again, seong…” Serius kali ini. Sunghoon tidak bohong sedikit pun ketika ia mengatakan bahwa dirinya rindu.
“Iya cantik… I miss you even more,” timpal Jongseong setelah itu.
“Tch! Kapan pulang sih, serius!”
“Seminggu lagi.. mungkin(?)”
Sunghoon merasakan jantungnya berdebar lebih cepat dari biasanya.
“Bener seminggu lagi?” katanya hampir mencak-mencak karena kaget.
“Iyaa sayang… Kampus udah kasih libur setelah aku selesain UAS,” jawaban Jongseong terdengar dengan suara berat khasnya di seberang sana.
“Aaa, pengen cepet-cepet ketemu kamu… Oh iya disana jam berapa sih seong? Kok suara kamu kaya lagi ngantuk gitu?” Sunghoon mengerutkan dahi heran, tidak senang kalau pacarnya itu terlalu lelah.
“Iya, disini tengah malam. Jam 12, di Seoul jam 4 sore kan?”
Untuk seketika Sunghoon lupa bahwa mereka masih dipisahkan akan jarak dan waktu. Jujur, kalau tahu begini sih dari tadi sudah ingin Sunghoon putuskan saja panggilan itu, biarkan kekasihnya istirahat setelah seharian penuh sibuk kuliah.
“Hey? Are you still there? Sunghoon?” panggil Jongseong ketika tidak mendengar suara manis pacarnya itu untuk beberapa saat.
“Maaf yaa, aku nggak tahu kalau disana udah jam 12 malem. Aku pasti ganggu waktu istirahat kamu kan?”
Ditanya begitu, Sunghoon malah mendengar suara tawa kecil dari kekasihnya.
“Aduuh sayangku ini gemes banget. Nggak kok, nggak ganggu sama sekali. Lagian tadi yang telfon siapa dulu kalo bukan aku. Itu artinya aku yang emang pengen ngobrol sama kamu.”
“Tetep aja seong, kamu kan harus istirahat. Disana tuh udah malem, kemaren aku bilang apa? Jangan suka begadang, nggak baik tau…”
“Iya cantik, enggak. Ini sekali doang aku lagi kangen banget sama pacarku, hehe…”
Sunghoon merasa sedikit lega sebab ia tahu bahwa dirinya tidak merindukan keberadaannya sendirian.
“Sunghoon…”
“Hm?”
“Can you sing me a lullaby?” mintanya, sambil tersenyum Jongseong tidak sabar menunggu Sunghoon menyanyikan sebuah lagu untuk pengantar tidurnya.
—
1 week later.
Day-1 before Sunghoon’s birthday.
Begitu mereka larut dalam dunianya. Dunia tanpa pertemuan dan hanya sebatas kalimat demi kalimat yang mereka utarakan lewat pesan singkat. Kadang sulit dipahami dan kadang menyakitkan, namun semua hal buruk itu sudah berhasil mereka lalui dan hari ini, adalah hari dimana semua rindunya akan terbayar.
Sunghoon akan menunggunya dan berdiri tepat di bagian domestic arrival gate untuk Jongseong nya. Sudah lama sekali setelah sekian lama, semenjak ia menginjakkan kakinya di bandara. Terakhir kali untuk mengantarkan keberangkatan kekasihnya pula.
We’ve been separated for 5,226 miles apart. And I still can’t make myself believe that this is not part of the sweetest dreams I’ve ever had when you weren’t here. I’ve missed you a lot, seong, till the day we meet again after 7 years.
Jongseong sempat meninggalkan kopernya di belakang dan berlari memeluk Sunghoon dengan perasaan bahagia yang membuncah. Mereka berdua tampak dikelilingi oleh bunga tidak terlihat. Laki-laki itu bahkan tidak pernah menyangka kalau air matanya jatuh dengan sangat mudah ketika kembali merasakan betapa hangatnya pelukan Sunghoon.
“I miss your warm hug so bad..”
“Me too,” balas Sunghoon masih tidak mau melepaskannya.
“Should we go somewhere else, and spend a full day together?! Kamu hari ini mau kemana? I’ll go as long as I’m with you,” kata Jongseong penuh kehangatan, masih dirangkulnya Sunghoon itu dengan sayang.
“Eum… karena kamu barusan nyampe, gimana kalo kita spend a day di flat aku aja? We do everything that we missed! Nonton netflix, cuddle, curhat, eat some ice cream… what else? what else that we miss, Song? Tell me, we will do anything!” Sunghoon jadi agak cerewet kalau sudah bertemu dengan Jongseong, jangan heran kalau seharian ini dia akan terus berbicara tanpa henti karena terlalu senang. Sambil melompat-lompat kecil disampingnya, Sunghoon bertanya tentang apa lagi yang akan mereka lakukan hari itu untuk menghabiskan waktu.
Jongseong tersenyum bahagia sembari meraih kopernya yang sempat tertinggal di belakang.
“I kinda miss your kisses.”
“Mauuu, aku mau ciuman hehe…” seru Sunghoon diikuti dengan cengiran khasnya.
Jongseong terkekeh menatap pacarnya yang menggemaskan itu disampingnya.
“And that will be your best birthday gift ever right?” Jongseong bahkan tidak berhenti membuatnya tersipu malu.
“Not only the kissing part, seong… but also your existence is a gift,” kata Sunghoon.
“Ya Tuhan, Sunghoon.. sejak kapan kamu jadi manis gini sih?” protes Jay agak kesal karena dibuatnya salah tingkah.
“Hehe, aku dari dulu emang manis tauu~”
[ ]
rain.