Gadis itu rasa rasanya sudah muak dengan kedatangan seseorang yang tak pernah diundang untuk yang kesekian kalinya. Entah untuk urusan apa lagi kali ini, mereka mencari Park Sunghoon sekali lagi di depan pintu rumahnya.
“Papi!! cece udah lapar ba—” Perasaan ceria dan senyum sumringah itu tampak perlahan memudar. Salahkan Eunchae yang tak sempat mengintip saat wanita setengah baya itu datang bertamu, kiranya yang mengetuk pintu adalah sang papi yang ditunggu-tunggu kepulangannya demi dua bungkus nasi goreng jawa —yang ditemuinya sore itu adalah seseorang yang ia tahu betul itu siapa.
“Kami mau bertemu Park Sunghoon.”
Tatapan tajam yang tak ramah diberikan kepada sang tamu. Eunchae tidak suka, tidak sudi jika temukan papinya dengan orang yang ia kenal sebagai orang tua dari wali kelasnya sendiri. Betul, mama dari seorang Jongseong yang sering kali ia juluki ‘nenek lampir’ itu.
“Mau apa?” Biarlah orang tua itu anggap Eunchae tak punya tata krama berbicara dengan tamu. Gadis itu sama sekali tak tertarik bersikap baik di depannya.
“Ada sesuatu yang perlu kami bicarakan, tentang tawaran yang waktu itu pernah dibicarakan sebelumnya.” Gadis itu jelas tahu apa yang dimaksud. Eunchae tak kenal siapa, mungkin seorang pengawal pribadi yang tiba-tiba ikut menjelaskan kedatangannya tanpa diminta. Sementara itu matanya tak berhenti menatap tajam ke arah sang wanita.
“Saya anaknya, ngomong aja sama saya, nanti disampein.” Lengannya menghalangi pintu masuk ketika salah satu pria dibelakangnya mulai mengintip seisi rumah. Eunchae jelas tidak mau ia melihat ke dalam rumahnya yang tidak seberapa itu.
“Ngomongnya disini aja, lagi nggak ada orang di rumah.” Eunchae perhatikan sekali lagi. Wanita itu tampak ragu sebelum ia mulai percakapan.
“Jadi kamu anaknya Sunghoon?”
Eunchae tak menanggapi pertanyaan retorik tersebut, justru ia agak kesal karena sang wanita hanya mengulangi pernyataannya. Begitu juga dengan sang pengawal atau siapapun yang berdiri di belakang wanita itu yang tiba-tiba mendekat dan membisikkan sesuatu yang Eunchae tak tahu sama sekali.
“Jadi ngomong nggak? Kalo gak ada yang mau diomongin lagi mending balik aja, bu..”
Eunchae hampir menutup pintu sebelum sebuah tangan menghalanginya.
“Tolong bilang ke orang tua kamu itu untuk jangan bertemu dengan anak saya lagi.”
“Papi nggak ada urusan sama anak ibu lagi.”
“Bagus. Kalau sampai saya tahu Sunghoon itu ketemu sama anak saya lagi sekalipun di restoran dekat stasiun..”
Eunchae menelan salivanya, agak takut karena ia tidak tahu bagaimana caranya wanita itu tahu pertemuan terakhir kali antara papinya dan Jongseong pada hari itu.
“Saya bakal lakukan apapun untuk bikin hidupnya nggak lagi sama.”
Eunchae mengernyit, seperti sinetron saja kalimatnya. Pasang wajah jijik dan menggeleng perlahan bukan sesuatu yang akan ia lakukan pada tamu lainnya. Kalau papi tahu, bisa-bisa ia dimarahi setelah ini.
“Gak jelas, pulang aja sana. Jangan gangguin papi. Leave us alone.”
Tanpa basa basi lagi gadis itu menutup pintu rumahnya biarkan dua orang di depannya kebingungan sendiri.
[ ]
rain.