I love you even more

rain
4 min readJun 1, 2023

--

Benar-benar tidak ada yang membuatnya lebih berdebar daripada hari ini. Sore itu, pukul empat sore saat matahari berada di ufuk barat, berkilauan bak emas berlian di atas permukaan laut, diselimuti ombak diikuti dengan angin yang berhembus. Aksaranaka sangat tahu, begitu cincin itu terpasang di jari manisnya maka seluruh hidupnya akan berubah. Menjadi lebih… terpenuhi.

Tak henti-hentinya ia mengembangkan senyum, kedua matanya terus membentuk sabit selagi lesung di pipinya terlihat. Semua orang tahu Aksaranaka sedang dalam puncak bahagianya. Pun dengan Giorafsan yang tak jauh berbeda. Setelah ia pasangkan cincin itu pada jari manis Naka, ia kemudian memeluknya erat diiringi dengan gemuruh tepuk tangan bahagia untuk mereka.

“You may kiss the groom.”

Giorafsan membawanya mendekat dengan lembut dengan tangan kiri di pinggang yang lebih muda. Aksaranaka pun memejamkan matanya bersamaan ketika bibirnya bersentuhan. His first kiss as a married couple, as thrilling as the first kiss when he ate his ice cream, as warm as the sunsets, and as beautiful as the ocean. Naka tidak dapat menjelaskan bagaimana bahagia dirinya sore itu.

“Sekali lagi selamat untuk kedua mempelai, semoga tahun demi tahun cintanya terus bertumbuh terhadap satu sama lain.” Begitu sambutan terakhir dari MC pernikahan yang ikut menyaksikan acara sakral barusan.

“I love you,” bisik Gio sangat lembut, ia pastikan hanya Naka yang dapat mendengarnya.

Naka mengangguk kecil, “i love you even more.”

“Congratulations to both of you!!!” barusan adalah seruan Liana dan Acel, dua sepupu perempuan Naka yang tiba-tiba datang memeluk kedua mempelai di hari bahagianya.

Naka senang mereka menyempatkan diri untuk datang begitu juga dengan Jevin dan Leo yang sudah menunggu untuk memberikan ucapan selamat kepadanya sejak tadi.

“Makasih ya..”

Naka menatap Leo langsung dan berkata, “Leo kapan nyusul?”

Waduh, rasanya seperti deja vu. Yang ditanya pun jadi tertawa kikuk.

“Besok kalo ga tanggal merah lah,” celetuk Leo ngasal sampai membuat orang-orang disekitarnya tertawa karena jawabannya. Laki-laki zodiak Leo itu memang sejak dulu tidak mudah tersinggung. Pertanyaan apapun selalu ditanggapi dengan santai dan canda. Namun hal tersebut justru yang membuat Naka dan dirinya jadi seperti kucing dan anjing.

“Udah ada calonnya?” tanyai Gio menambahkan.

“Kayanya sih udah, tadi ketemu cewek cantik banget pake dress kuning hehe…”

Gio dan Naka jadi bertanya-tanya siapa gadis yang dimaksud sepupunya itu. Dress kuning? Maksudnya yang saat itu sedang berlari menuju Naka dan memeluknya?

“Kak Nakaa!!!” Barusan itu Nadia, sepupu kecil Naka yang sudah beranjak dewasa. Lebih muda dari Gio dan Naka dan seumuran dengan Leo. Pantas saja…

Leo yang menyadari kehadiran gadis gaun kuning itu langsung jadi salah tingkah. Padahal belum ia dikenalkan dengan salah satu anggota keluarga Gio.

“Selamat yaa… Oh iya ini kado buat kakak. Bukanya nanti aja ya kak hehe..” ada senyum misterius dibalik tawa Nadia. Gadis itu memang selalu ada-ada saja, Naka sudah biasa dengan tingkahnya.

“Makasih Nadia… Ini kenalin juga sepupu-sepupu kak Naka.”

Nadia orangnya mudah bertemu dengan orang baru. Tanpa sungkan-sungkan ia menyambut semua jabat tangan orang-orang termasuk Leo dengan tangannya yang mulai berkeringat dingin.

“Cewek ini yang kamu maksud Leo?”

“Kak!!” Leo sampai protes dan Naka tertawa puas karena bisa membuatnya panik.

“Kenapa kak Naka?” Nadia sampai bingung sendiri.

“Ga kenapa — “

“Itu si Leo sepupunya kak Naka katanya suka sama kamu.” Sela Gio memotong jawaban Naka dengan jawabannya sendiri.

“Eh?” Nadia membulatkan matanya agak terkejut dengan pernyataan barusan.

“Kak Gio!!!”

“Leo kayaknya masih ngambek deh..”

Gio tertawa mendengar Naka, mobil pengantin itu pun seketika penuh dengan gelak tawa karena tingkah Leo dan Nadia. Keduanya membicarakan betapa menggemaskannya mereka berdua di hari pertama bertemu. Sambil berpegangan tangan sambil Naka kini mengistirahatkan kepalanya pada bahu kanan Gio.

“Capek?”

Naka mengangguk kecil. “Naka kangen adek..”

“Mau ke rumah dulu nggak ketemu adek sebelum ke hotel?”

Gio senang dapat membuat Naka kembali tersenyum setelah lesu karena lelah. Naka jelas mengangguk, seharian tidak bertemu Cherie rasanya kurang lengkap baginya.

Maka hari itu ia putuskan mengunjungi rumah mama sebelum keduanya menghabiskan waktu di hotel yang telah di sewanya.

Naka tidak berhenti main bersama buah hatinya, bahkan masih dengan balutan kemeja putihnya. Cherie pun begitu, seperti rindu seperti tidak bertemu seminggu, ia terus bergelayutan di lengan papa cantiknya.

“Kalian berdua udah ada rencana mau honeymoon kemana?” tanyai Mama yang baru saja ikut berkumpul di ruang tengah bersama keluarga kecil itu.

Naka terdiam, ditanya begitu jujur saja masih belum sama sekali terlintas pikiran untuk pergi bulan madu. Naka agak ragu meninggalkan Cherie seorang diri tanpanya.

“Naka masih nggak mau ninggalin adek sendirian mam…” jawab Gio membantu Naka mengutarakan perasaannya.

“Loh kenapa? Cherie udah satu tahun setengah loh, bisa ditinggal. Anaknya nggak rewel, susunya juga udah minum di botol kan? Mama nggak apa-apa kok jagain Cherie sementara waktu, ada Nadia juga yang biasanya bantuin mama.”

Gio kembali menatap Naka, meyakinkan suami cantiknya itu untuk tidak terlalu khawatir dengan segala sesuatunya.

“Gimana Naka?” tanya Gio lembut sambil ia merangkul Naka.

“Naka…” Mama mengusap punggung tangannya hangat, kemudian menggenggam tangan itu dengan kedua tangan.

“You don’t need to worry about anything sayang… Mama nggak pernah ngerasa direpotin sama anak mama sendiri. Mama malah seneng bisa jagain adek, rumah jadi nggak sepi. Kamu sama Gio kan pengantin baru, masa nggak mau ngabisin waktu berdua aja. Lagian mama perhatiin juga kamu sama Gio semenjak ada adek jadi kurang waktu buat pacaran. Naka nggak kangen sama Gio?”

Iya, Naka rindu waktu berdua dengan Giorafsan. Bukannya menganggap Cheri sebagai penghalang tapi bukankah quality time bersama pasangan juga penting. Naka mulai memikirkan hal itu.

Naka lalu mengangguk, bukan karena terpaksa namun ia bahagia bisa punya kesempatan ini.

“Makasih ya ma..” peluk Naka kepada mama yang dari tadi sudah siap menerima pelukannya.

“Iya sayang… jadi kalian mau kemana nih? Mama ada saran, gimana kalo kita ke Roma?”

Gio jadi senyum-senyum sendiri. Ia memikirkan tempat favoritnya yang sudah lama sekali ia ingin mengajak Naka kesana.

“Gio mau ajak Naka ke Paris sih ma rencananya.”

“Ooh, good choice Gio.”

Sedangkan Naka sendiri masih membeku sebab agak terkejut kalau ia harus pergi ke luar negri.

[ ]

rain.

--

--

rain
rain

Written by rain

ֶָ֢ 𝒚𝒐𝒖 𝒂𝒓𝒆 𝒘𝒆𝒍𝒄𝒐𝒎𝒆 𝒕𝒐 𝒕𝒉𝒆 𝒓𝒊𝒑𝒑𝒆𝒅 𝒑𝒂𝒈𝒆𝒔 𝒐𝒇 𝒎𝒊𝒏𝒆.

No responses yet