“Happy Birthday, Kak Noah!”

rain
5 min readApr 21, 2024

--

Sagara duduk termenung pada sofa ruang tengah sejak Tama pamit pulang pukul 7 malam beberapa jam yang lalu. Bersama Luna yang seperti sudah merindukannya kini anjing putih itu duduk diatas pangkuannya terus meminta untuk dielus.

Ia menatap ponselnya. Sadar bahwa sudah hampir 5 jam ia menunggu kedatangan Noah meski ia tahu laki-laki Taurus itu tak akan segera pulang dari pesan yang dikirimkan terakhir. Sempat ia kira Noah akan turuti maunya untuk pulang cepat namun tidak, ia tetap biarkan Sagara menunggu bahkan sampai kantuk menyapa.

Pukul 11 malam sekarang. Sagara berusaha sadarkan dirinya agar tidak tidur demi sambut kedatangan kekasihnya. Meski Luna sudah tidak sanggup temani dirinya begadang lebih lama, poodle kecil itu memilih untuk berbaring nyaman diatas bantal favoritnya.

Sagara terus menarik dan hembuskan nafasnya. Lelah. Ia pandangi makanan berat diatas meja makan yang sudah mulai dingin dan juga camilan yang sengaja dihidangkan diatas meja ruang tengah tanpa tersentuh sedikitpun. Sagara tidak mau kacaukan persiapannya demi hari jadi kekasihnya itu. Lagi pula juga ini adalah kali pertamanya ia rayakan ulang tahun Noah bersama dirinya. Ia harus siapkan semua dengan sempurna.

Ponsel kembali dibuka, ia tuliskan pesan untuk Noah:

Pada dasarnya memang mungkin sebenarnya Sagara sudah nyaris muak. Pesan-pesan yang ia kirimkan tak kunjung terbaca. Sebenarnya apa yang dilakukan Noah malam itu sampai ia lupa untuk kabari Sagara. Bahkan sekedar membaca pesan saja ia tidak bisa.

Entahlah, mungkin Sagara hanya perlu istirahat sebentar pejamkan matanya dan sandarkan tubuhnya diatas sofa ruang tengah itu bersama Luna.

Pukul 2 malam. Saat Sagara telah berada jauh di alam mimpi. Noah datang membuka pintu rumahnya membawa lelah. Namun begitu ia dapati sosok Sagara dan Luna yang sudah terbaring diatas sofa sambil berpelukan tiba-tiba saja jantungnya berdebar, rindu yang seakan sudah mencabik-cabik hatinya kini sirna diikuti rasa lelahnya. Noah hampiri Sagara pelan-pelan tak ingin gugah tidur lelapnya. Pun ia juga sempat terkesima pandangi ruang tengah yang telah dihiasi dengan lilin kecil. Kue tart warna hitam dan putih terletak di atas meja tengah dengan lilin yang belum menyala. Sekejap, Noah tahu betul ini semua disiapkan hanya untuknya.

Pukul 2 malam yang artinya sudah lewat satu hari dari hari jadinya. Noah menyisir rambutnya ke belakang, menggigit bibir bawahnya sedikit, panik karena ia telah lakukan kesalahan. Bagaimana ia bisa lupa dengan tanggal ulang tahunnya sendiri? Semua pekerjaan yang dilakukannya buat Noah tidak sadarkan diri untuk sementara waktu. Kemarin, adalah hari jadinya dan Sagara datang untuk siapkan ini semua ditengah kesibukan jadwalnya sendiri.

Noah, sungguh.. apa yang sudah kamu lakukan saat ini? Memandangi Sagara dengan sayang dan usap kedua pipinya saja belum bisa memaafkan kesalahannya. Tanpa ia sadari, Noah bangunkan Sagara tanpa sengaja.

“Kak Noah?” Sagara menyipit, berusaha buka matanya yang jelas masih ingin tidur. Pelukannya pada Luna pun terlepas, anjing putih itu kemudian bangun dari tidurnya dan pandangi Noah sama seperti Sagara yang duduk diatas sofa sementara Noah berlutut di bawahnya.

“Maafkan saya Sagara.. saya lupa kalau saya ulang tahun. Saya nggak tahu kamu sudah siapkan ini semua buat saya. Saya minta maaf. Maafin saya ya Saga. Saya bakal lakukan apa saja buat kamu supaya kamu mau maafin saya.”

Noah menengadah pandangi sosok Sagara yang lebih tinggi saat ia berlutut di bawahnya. Sosok Sagara yang tampak mengantuk dan lelah karena berjam-jam menunggunya pulang.

“Nggak apa-apa, Saga tahu kok kerjaan Kak Noah penting banget. Saga minta maaf nggak bilang langsung ke Kak Noah kalo Sagara mau kasih birthday surprise buat kakak.”

“Bukan salah kamu, ini salah saya.” Noah letakkan jas dan tas kerjanya ke sembarang tempat bersamaan dengan dirinya yang kemudian berdiri dan pindahkan posisinya duduk diatas sofa yang sama.
“Saya minta maaf ya Sagara.”

Sagara tersenyum, pandangi Noah dengan segala rasa bersalahnya, berusaha memeluk dirinya dan mengusapkan wajahnya pada bahunya.

“Tolong jangan marah sama saya ya Saga..”

Kak.. Saga nggak marah loh.” Sagara mengusap surai Noah dengan sayang, tak mau laki-laki yang lebih dewasa darinya itu sampai menangis pada malam setelah hari ulang tahunnya.

“Kak Noah udah makan belum? Saga siapin makannya di ruang tengah aja ya? Apa Kak Noah mau makan di meja makan aja? Tadi Saga udah—”

Sagara yang hampir berdiri demi siapkan makan malam itu kini kembali dibawa mendekat dengannya. Dibawa duduk diatas pangkuannya diatas sofa itu. Dipeluk seakan tidak mau sosoknya hilang dan jauh dari pandangannya. Noah terus menghirup wangi mawar pada tubuh Sagara dari bahunya mendamba setiap sentuh pada tubuh mungil kekasihnya.

k-kak…”

“Saya mau peluk sebentar. I miss you a lot, Sagara.”

Sagara terdiam. Ia tidak tahu kalau Noah merindukannya sebanyak ini, ia tidak tahu kalau Noah bahkan memeluknya sehangat ini. Pun dirinya sendiri juga rindu.

Happy birthday Kak Noah. Maaf ya, Saga terlambat ngucapin. Semoga Kak Noah terus baik-baik aja, semoga Kak Noah bahagia terus mulai sekarang, semoga Kak Noah sayang terus sama Sagara hehe.. sama Luna juga.” Sagara tersenyum, pandangi wajah lelahnya dari dekat. Noah terus menatapnya dengan sayang, sementara jari jemarinya terus menyentuh pipinya lembut, Noah mendambakan ciuman itu. Sudah lama sekali rasanya. Ia terus pandangi Sagara dan bibirnya yang terus tersenyum dengan tulus untuknya. Ucapkan harapan dan rapalkan doa sebagai tanda bertambahnya usia dirinya. Noah menyayanginya tanpa alasan.

Sagara, have I told you how much I love you?”

Noah memiringkan kepalanya sedikit, meraih dagu Sagara dengan lembut dan membawanya mendekat, memejamkan matanya perlahan, eliminasi jarak hingga ia dapat jatuhkan bibirnya tepat diatas bibir manis Sagara. Melumat dengan sayang tumpahkan segala rindu pada kecupnya. Sagara berdebar, debar yang sama dengan milik Noah. Keduanya memeluk, Sagara melingkarkan kedua lengan tangannya diatas bahu Noah. Sementara laki-laki itu melingkarkan tangan kirinya pada pinggang ramping Sagara dan membawanya mendekat, jauh lebih dekat sampai kedua tubuhnya bersentuhan dengan sempurna.

How much do you love me, kak?” ucap Sagara berbisik di tengah-tengah ciumannya.

So much that I can't even mention.”

Ciuman itu berlangsung cukup lama. Tiga kancing kemeja stripped milik Sagara terbuka dengan bebas tampilkan bahu putih dan tanda kemerahan di atasnya. Sampai mereka sadar bahwa ini sudah terlalu jauh. Keduanya telah berjanji untuk tidak melakukan hal lain sebelum menikah.

“Kak Noah…”

“Iya?”

“Mau kado dari Saga nggak? Saga nggak sempat siapin kado hari ini. Kak Noah mau apa? Nanti Saga kasih buat kakak.”

Noah malah tertawa kecil. Tertawai betapa Sagara menatapnya sedikit panik sebab kejutan kecil yang diberikan olehnya dianggapnya tidak lengkap tanpa adanya kado ulang tahun.

“Kenapa masih tanya kado. You're enough for me Sagara. Kamu sendiri sudah kado terindah buat saya tahun ini,” katanya hingga berhasil buat kedua pipi Sagara berubah menjadi merah muda.

Pink cheeks. My favorite colour.” Noah usapkan jari jemarinya lembut pada kedua pipi Sagara sebelum ia jatuhkan kecup diatasnya.

[ ]
rain

--

--

rain
rain

Written by rain

ֶָ֢ 𝒚𝒐𝒖 𝒂𝒓𝒆 𝒘𝒆𝒍𝒄𝒐𝒎𝒆 𝒕𝒐 𝒕𝒉𝒆 𝒓𝒊𝒑𝒑𝒆𝒅 𝒑𝒂𝒈𝒆𝒔 𝒐𝒇 𝒎𝒊𝒏𝒆.

No responses yet