“Happiest birthday my December lover”

rain
6 min readDec 8, 2022

--

Happy birthday to our December prince.

Usianya 20 tahun malam itu dan ia menghabiskan waktu sendiri di depan orang-orang yang sangat berharga untuknya. Meski tidak dilihatnya secara langsung Sunghoon benar-benar merasakan keberadaan penggemar itu dengan hangat. Menyapa, bertanya, sampai mengucapkan selamat ulang tahun yang tidak ada habisnya. Sebenarnya apa yang membuatnya tidak bahagia? Ah benar.. kehadiran teman-temannya.

Tapi kalau dipikirkan lagi Sunghoon sendiri yang minta keenam teman yang sudah seperti saudara itu untuk tidak datang ke siaran live nya dan memberikan kejutan. Ia cemberut, agak kesal karena itu sungguhan terjadi.

“Ah, Jay?” serunya bertanya. Alisnya dinaikkan terlihat betapa ia sangat antusias membahas tentang kekasihnya yang satu itu.

Ia tatap kamera di depannya setelah membaca permintaan tentang Jay dan dirinya untuk berfoto bersama.

“Jay nggak datang, jadi kita nggak bisa foto bareng. Dia bilang katanya tadi lagi nggak enak badan…”

Sunghoon berubah drastis yang mulanya bersemangat jadi agak sedikit loyo. “Eum… Jay katanya kamu lagi nggak enak badan kan? Jangan latihan dulu hari ini terus makan yang banyak yaa..” katanya mengatakan seakan sosok Jay itu ada di depannya. Meskipun di depannya menatap secara langsung pun ia tidak berani.

Jauh. Jauh sekali di dalam hatinya, ia ingin sosok Jay datang malam itu. Merayakan hari jadinya bersama-sama dan mengucapkan permohonan di depan lilin yang menyala.

Perjalanan pulangnya diisi dengan sedikit saja rasa hampa. Sepi telah menjadi teman selama perjalanan pulangnya menuju asrama meski musik hip-hop terdengar mengalun samar di dalam mobil. Ia terus mengetikkan sesuatu pada ponselnya sambil tersenyum.

Begitu singkat namun memberikan efek tidak karuan pada hatinya. Ia tahu Jay bukan orang yang sering mengatakan sesuatu melalui pesan singkat jadi hanya dengan begini saja, laki-laki Desember itu merasa sudah lebih dari cukup.

Rasa lelah sudah mengambil alih seluruh energi dalam tubuhnya. Ia melangkah pelan dan membuka pintu masuk asramanya. Tidak sabar untuk segera menemui tempat tidurnya malam itu.

“Happy birthday to you, happy birthday to you.. happy birthday kak Sunghoon…”

Nyanyian nyaring terdengar memenuhi lorong pintu masuknya. Membuat Sunghoon tersipu malu dan tersenyum begitu lebar. Siapa yang bilang tidak suka surprise tapi tetap senang ketika mendapatkannya? Sunghoon akui bahwa acara live tadi tidak seberapa dibandingkan dengan kembali berkumpul bersama keluarga keduanya di asrama.

Di barisan paling belakang saat lampu dimatikan, disana telah berdiri sosok yang paling dirindukan Sunghoon. Jay tersenyum bangga penuh cinta menatap adik kecil sekaligus kekasihnya itu tersenyum bahkan saat membuat permohonan di depan lilin yang masih menyala. Ia pastikan kamera di ponselnya dapat menangkap seluruh bahagia Sunghoon malam itu.

“Hahaha makasih semuanya…”

“Duuh gitu tadi katanya nggak mau kita datang kasih surprise.” Jungwon cekikikan sendiri saat mengingat Sunghoon sempat melarangnya untuk datang memberikan kejutan. Tapi pada akhirnya pun ia juga senang karena rencananya berjalan lancar.

Satu persatu mulai dari adik-adik kecilnya yang merencanakan kejutan itu sampai Jake dan Heeseung bergantian memberikan ucapan selamat hari jadi untuknya. Sampai kini hanya menyisakan Jay yang berdiri dengan bangga menyambut kedatangannya sembari merentangkan kedua tangannya menawarkan pelukan hangat.

“Selamat ulang tahun adik kecilnya 02z…”

Dalam pelukan yang diterimanya itu, Sunghoon mendengar ucapan selamat ulang tahun lembut yang diucapkan dengan tulus. Namun ia agak tidak terima, karena menurutnya..

“Aku nggak kecil, kamu tau yang kecil.” protes si kecil yang menolak dirinya kecil. Jay cukup dibuatnya tertawa, sambil diusap pucuk kepalanya, diacak-acak pelan tatanan rambut gelapnya yang mulai panjang itu lalu dikecup singkat bibir manisnya malam itu.

“Katanya nggak enak badan?” Tanya Sunghoon tapi masih enggan melepaskan pelukannya.

“Aduh gimana ya, lihat kamu pulang sakitnya langsung hilang semua hehe…”

“Idiihh apa sih, haha..”

Tawa Sunghoon jelas mengundang tawa juga. Jay itu selalu saja punya cara untuk membuat tertawa. Sampai keduanya baru saja ingin kalau malam itu bahkan waktu telah berganti hari.

“Rikii~” panggil Sunghoon mencari ke penjuru ruangan ketika tidak mendapati anak kecil itu di ruang tengah.

“Riki juga happy birthday!!”

Rupanya mereka juga telah menyiapkan dua kue ulang tahun untuk dua pangeran Desember kita. Riki tidak tahu rencana mereka. Tapi ia sangat bahagia bahwa keenam kakaknya bahkan menyiapkan kejutan untuknya.

Sunghoon lelah. Ia melepaskan mantel dan kembali menggantungnya dengan rapi, melepaskan pakaian turtleneck hitamnya dan mengganti dengan kaus hitam milik Jay. No reason, he just wants to wear his lover’s shirt.

“Kamu dari tadi disitu?” Sunghoon agak terkejut mendapati Jay yang sudah berdiri di belakangnya entah sejak kapan.

“Menurut kamu?”

“Iih sejak kapan?” Kedua pipi itu bersemu merah ketika bertanya. Sunghoon mendekati kekasihnya malu-malu.

“Sejak kamu buka baju terus cari kaos ganti punya aku…”

Yang lebih muda malah nyengir kemudian berikan kekehannya pelan.

“Boleh nggak aku pinjem? hehe..”

Jay mengangguk. “What mine is yours honey, feel free to wear it whenever you want.”

“Duuh kamu manis banget, makasih…” Sunghoon sempat menangkup kedua pipi Jay dan mengecup bibir kesukaannya itu singkat. Namun belum sempat ia menjauh sedikit saja dari pelukan itu, salah satu tangan Jay menahannya untuk pergi.

Jay jelas-jelas menahan pinggang ramping itu untuk tetap bersentuhan dengan miliknya. Jujur saja Sunghoon agak terkejut, namun beruntung ia mengerti kebiasaan ini saat sedang berpelukan.

“Can I ask for a gift?” katanya meminta. Sunghoon sempat bertanya di sela-sela ciumannya.

“Sure baby, kamu mau kado apa?”

“Kamu,” jawab Sunghoon dengan cepat namun masih meninggalkan tanda tanya di kepalanya.

“Aku?”

Sunghoon mengangguk.

“Iya kamu, main gitar sambil nyanyiin aku lagu. I kinda miss you and your guitar Jay…”

Permintaan yang membuat Jay tersenyum lebar. Ia pandangi terus pacar manisnya itu sebelum ia kembali meninggalkan satu kali lagi kecup singkat pada bibir merah muda Sunghoon.

“Okay, I have one song that I really want you to hear.”

Jay kemudian duduk mengambil gitar miliknya yang sudah beberapa hari ini tidak ia mainkan.Duduk tepat di depan kesayangannya dan mulai menyanyikan sesuatu yang sudah lama ingin ia nyanyikan untuknya.

“It’s you, loving’s so easy to do.. yeah, it’s easy, baby… oh, ooh-ooh think that I’m falling for you yeah, it’s easy..”

Baru saja menyanyikan beberapa bait dengan suara khas miliknya. Jay telah berhasil membuat Sunghoon tersipu malu, senyum dan semu merah di kedua sisi pipinya itu membuatnya terlihat semakin cantik.

“I met you at the right time. See you and I’m still excited. Sittin’ in that shirt of mine. A little big but I like it. Snacks in the late night. We don’t need to do fine dinin’ make love when the sunrise. Pillow talk in silence..”

Sunghoon terus dibuatnya tertawa, pandangan matanya sama sekali tidak dapat ia alihkan dari sosok Jay yang ada di depannya. Meski masih belum bisa menatapnya secara langsung, Sunghoon terus mengalihkan pandangannya ke arah lain begitu Jay balas menatapnya. Masih dengan lirik yang dinyanyikan, Jay menuangkan seluruh perasaan kasih dan cintanya kedalam lagu.

“I keep dreamin’ there’s somewhere. That we grow old together. In a van or in a mansion. Raining but we’re dancing. There’s a billion people out there, I can’t believe the chances…”

Dan kembali ke bait pertama kali lagu itu dinyanyikan. Jay menghentikan nyanyiannya dengan tatapan penuh cinta kepada Sunghoon.

“Thank you~” ucapnya malu-malu. Sunghoon merasa bahwa dirinya adalah orang paling bahagia malam itu meski hari jadinya telah lewat beberapa jam.

“Sunghoon, why aren’t you looking into my eyes?” katanya. Jay tahu Sunghoon selalu menghindari tatapan matanya. Maka malam itu Sunghoon memberanikan diri untuk menatapnya dan membiarkan dirinya jatuh semakin dalam pada si Taurus di depannya.

“Happy birthday sayang… For 20 years of your life, I really hope happiness will hug you as tight as I hug you. I also hope that smile will stay with you forever. Jangan pernah lagi ngerasa kesepian, kamu punya aku. Kamu tau kan? Aku bakal disamping kamu apapun yang terjadi. I’ll be around you and keep you safe from everything that hurts. Let’s be together for 25 years more, 30, 50, even a hundred years.. okay?”

Sunghoon mengangguk, ia beranjak dari duduknya bersamaan dengan Jay yang telah menyingkirkan gitar dari pangkuannya. Kini gitar itu berganti dengan Sunghoon yang sudah memeluknya erat. Tidak ada yang tahu selain Jay, air mata bahagia itu berjatuhan begitu saja membuatnya merasa menjadi orang paling berharga.

[ ]

rain.

--

--

rain
rain

Written by rain

ֶָ֢ 𝒚𝒐𝒖 𝒂𝒓𝒆 𝒘𝒆𝒍𝒄𝒐𝒎𝒆 𝒕𝒐 𝒕𝒉𝒆 𝒓𝒊𝒑𝒑𝒆𝒅 𝒑𝒂𝒈𝒆𝒔 𝒐𝒇 𝒎𝒊𝒏𝒆.

No responses yet