—
Gio memasukkan kembali ponselnya kedalam saku celana dibalik baju toga yang sudah dipakainya dengan rapi. Ia mendengus nafas sekali lalu berusaha tersenyum menatap kembali kedepannya. Nama-nama teman dekatnya satu per satu telah disebutkan untuk maju menerima ijazah. Kini ia hanya menunggu giliran.
“Orion Giorafsan…”
Jantungnya mulai berdebar ketika ia mendengar nama lengkapnya disebutkan. Gio mendapatkan banyak tepuk tangan ketika dirinya berjalan melewati kerumunan.
Sementara itu Naka telah berada disana, memandangnya dari kejauhan dengan tatapan berkaca-kaca. Untuk pertama kalinya ia berbohong kepada Gio, membiarkan si Taurus itu terus memasang raut wajah pura-pura bahagianya ketika ia tahu Naka tidak ada disana.
“Cowok lo tuh, cemberut mulu dari tadi heran..” celetuk Iago yang saat itu tengah duduk disampingnya, menemani Naka datang ke acara kelulusan diam-diam. Disampingnya juga ada Sean dan buket bunga yang sudah ia siapkan untuk Fabyan seorang, ikut terkekeh ketika mendengar Iago mengucapkan sesuatu pada Naka.
“Naka pengen cepet-cepet ketemu Gio…” ucap Naka bersemangat. Di tangannya sudah ada rangkaian bunga daisy putih untuk diberikan pada Gio-nya.
Acara berjalan lumayan lama. Sampai tiba pada sesi foto bersama dan Gio memutuskan untuk keluar dari dalam gedung menghampiri Mama dan Papa yang sudah menunggu disana.
Gio dipeluk, perasaan lega diikuti haru bahagia sedang memenuhi hatinya. Terutama saat mama memeluknya erat sambil berkali-kali mengucapkan selamat.
“Congrats Gi!!” seru Ares dan Fabyan cekikikan sendiri melihat ketiganya lulus secara bersamaan.
“Congrats for both of you too..” timpal Gio sambil ia memeluk kedua sahabatnya.
“Heyy!! you’re not having fun without me!!” seru Iago yang tiba-tiba saja datang menghampiri mereka dan melompat kedalam pelukan. Hanya dirinya yang tidak memakai baju toga hari itu.
“Agooo!! We made it…” Ares. Ares menjadi salah satunya yang memeluk Iago sangat erat sampai dapat mengangkat tubuhnya sedikit dari atas tanah.
Iago tertawa melihat kelakuannya. “Aress…” dan balas memeluk Ares.
“Kak,” Sean kemudian menyusul bergabung dalam kerumunan setelah Iago memberi pelukan. Ia berikan rangkaian bunga untuk Fabyan dengan wajah tersipunya.
Begitu Fabyan menyadari keberadaannya, Sean segera mendapatkan kecupan pada bibir manisnya. Fabyan bergerak memeluk Sean dengan intim sampai membuat Gio merasa terabaikan. Perasaan iri lewat sejenak dalam hatinya. Gio tidak pernah merasa serindu ini pada Naka dalam keramaian.
“Duh, udah kek.. cemberut mulu. Wait, I brought you something.” Iago menyiku bahu Gio sekilas kemudian pergi untuk menjemput Naka dari tempat duduknya.
“Gio, happy graduation — “
Naka tiba menampakkan diri dengan senyumnya yang sangat manis. Gio bergegas berlari memeluknya seakan tidak ada hari esok.
“Naka, katanya nggak datang?” masih dalam pelukan ia bertanya.
“Maaf ya Gio..” Naka tersenyum kikuk lalu terkekeh. “Maaf tadi Naka bohong, soalnya Naka mau kasih kejutan buat Gio hehe… Mana mungkin Naka nggak dateng ke acara penting Gi — “
Naka terlalu bersemangat begitu juga dengan Gio yang tiba-tiba membungkam bibirnya dengan kecupan. Naka terkejut, belum pernah ia ciuman di depan banyak orang seperti ini. Jantungnya berdebar-debar dan seakan-akan kerumunan itu menghilang di sekelilingnya. Rangkaian bunga daisy di tangannya nyaris terjatuh jika ia tidak memegangnya dengan tepat.
Naka perlahan membuka matanya setelah ciuman lima detik itu berakhir. Suara keramaian datang lagi hingga membuat kedua pipinya memerah.
“Makasih Naka..” Gio menerima rangkaian bunga itu ketika Naka memberikannya. Mama dan Papa juga berada disana menyaksikan keduanya berdiri berhadapan dengan mesra. Mereka tersenyum satu sama lain mengingat sesuatu yang manis di antara keduanya.
[ ]
rain