♡
He’s on the phone with his only world, Park Sunghoon right now.
Laki-laki Taurus itu baru saja menghabiskan sedikit dari penghasilannya sebagai model untuk membelikan barang-barang yang Sunghoon sempat inginkan.
“Aku nggak expect kalo datangnya bakal cepet..” kata Jongseong dari sambungan telfonnya.
“What’s in the box bub?” satu tangan Sunghoon berkacak pinggang sementara yang satunya sibuk mengangkat telfon. Ada tanda tanya besar di atas kepalanya saat itu.
“Ya di buka dong sayang…” Jongseong menjawab lagi. Sunghoon can also hear a giggle from there. Cute, pikirnya.
Kemudian setelah itu ia sibuk menggeledah laci mencari gunting untuk membuka kotak paket yang baru saja datang ke rumahnya atas nama kekasihnya itu.
“Seriously Seong!! Aku pikir paketnya punya kamu tauu” katanya.
“No, it’s yours bub..”
“Kalo sampe isinya bom, aku kirim lagi ke kamu ya!”
“Boleh, tapi kirimnya bom cinta ya?”
“Idiih apa sih, gembel banget kamu.”
“Hahaha, sorry…” Meski tertawa Jongseong sebenarnya tahu kalau candaan barusan memang membuat kekasihnya kesal. Tapi bagaimanapun juga ia masih terus melakukannya.
“Jangan gitu lagi ih, nyebelin tauu kamu kaya bapak-bapak.” protes Sunghoon yang sudah biasa menerima hal-hal menggelikan seperti tadi. Meskipun begitu protes tadi rupanya tidak dianggap serius oleh Park Jongseong, yang ia lakukan malah tertawa.
“Udah di buka belum sih, bawel!”
Walaupun sebenarnya sulit membuka box dengan satu tangan but he did it. Kedua matanya terbuka lebar tertuju pada dua buah hoodie dan sweater putih yang dilipat dengan sangat rapi.
“Wait a minute.. hold on!” Sunghoon meletakkan ponselnya diatas meja begitu saja dan berteriak histeris melihat dua buah item pakaian yang ia sangat idam-idamkan satu bulan belakangan ini. Someone on the phone can’t help but to smile brightly even when he cannot see him around.
Sunghoon menyudahi lompat-lompat bahagianya dan segera meletakkan ponsel itu di telinganya kembali.
“I LOVE IT!!” ucap Sunghoon bahkan sebelum Jongseong bertanya.
“Glad you like it. Aku tahu kamu selalu ngomongin itu terus dari kemaren, you say you like it and you want it so bad. So yeah, I decide to bought those for you,” ucap Jongseong ikut senang.
“Thank you bub... You always have a tons of surprises..” katanya tersipu malu sembari memeluk dua pakaian barunya.
“Tapi Seong, hoodienya kan couple, aku tahu kamu nggak suka barang-barang kaya gini ‘kan?” Sunghoon baru saja sadar dan ingat kalau kekasihnya itu agak kurang suka dengan hal-hal seperti ini.
“No no, selama itu bagus dan cocok buat kita why not? I have the black one loh..”
“Oh really??? So now, we’re black and white couple?” Sunghoon tidak bisa berhenti tersenyum sekarang.
“Like many people say.. yes! We’re the black and white,” timpal Jongseong.
“Byy, you have to come and see right now! Aku udah pake, ini bagus banget seriously! Aku pengen lihat kamu pake juga,”
“Iya sabar cantik, ini aku lagi on the way kesana.”
“Sekarang? Loh emang photoshoot nya udah selesai?”
“Iya.”
“Cepet banget??”
“I did a pretty good job, jadi pulangnya bisa lebih cepet.”
“Waah aku jadi enggak sabar buat lihat hasilnya hehe. You always amaze me with your photoshoot. Emang yaa, cowo aku nih berbakat banget jadi model.” Puji-puji Sunghoon setelah mendengar kabar bak dari kekasihnya hari itu. Seperti biasa ia selalu ikut senang tiap kali mendengar Jongseong selalu melakukan yang terbaik dalam setiap hal. He is like the proudest boyfriend ever.
“Haha, thank you love..” Jongseong mendengar Sunghoon terkekeh dan memujinya dengan bangga.
Ia tidak tahu lagi apa alasan yang membuatnya sangat bahagia kecuali Sunghoon itu sendiri. Maka hari itu ia mempercepat laju mobilnya hingga sampai ke tujuan.
—
Setibanya ia, Sunghoon didapati memasang wajah cemberutnya.
“Kenapa?” tanya Jongseong tidak yakin alasannya cemberut itu karena sweater yang diberikan.
“The sweater..” gumam Sunghoon.
“What’s wrong with the sweater? Aku salah beli ya?” tanya Jongseong masih tidak begitu yakin.
“Enggak tapi… ini apa nggak kebesaran ya?” Sunghoon membuka lipatan sweaternya dan menunjukkan sweater itu pada Jongseong.
“I thought you love a big size,” Jongseong menahan tertawa dan teesenyum, ia tahu dan ia sengaja membeli dengan ukuran yang besar.
“I do love a big size… tapi ya nggak sebesar ini juga bub!! Aku kaya tenggelem tau jadinya.” Sunghoon itu mengerucutkan bibirnya kesal, berakhir marah-marah tapi Jongseong tetap saja melihatnya menggemaskan.
“Masa sih?”
“Iya ih!”
“Coba sini aku mau lihat…”
Sunghoon terpaksa masuk ke dalam kamarnya dan kembali dengan sweater nya yang kebesaran. Jongseong tentu saja tertawa, melihat Sunghoon tenggelam dalam sweater putihnya membuatnya semakin yakin kalau pacarnya itu memang sangat kecil.
“Jongseong!! Kok ketawa sih, ini kamu loh yang belii. Masa kamu nggak tau ukuran sweater pacar sendiri sih?”
“Hahaha iya, aku tau kok.. aku emang sengaja beli yang besar buat kamu.”
“Kok gitu siih, nyebelin banget!”
Jongseong sungguh tidak mau pacar cantiknya itu semakin marah dan kesal, maka ia menarik kedua tangan Sunghoon yang masih tenggelam di bawah lengan panjang sweater. Pelan-pelan ia membawa tubuhnya mendekat sampai duduk di atas pangkuannya.
“Because I think this is look huggable on you.” ucap Jongseong sedikit berbisik di depan wajahnya yang masih ditekuk.
“Biar aku bisa peluk kamu terus pas kamu pake sweater ini cantik...”
“Seong!! Stop calling me pretty…” protes Sunghoon dengan kedua pipi yang tiba-tiba merona merah.
“You are pretty bub… aku nggak lagi ngada-ngada tauu,” Jongseong terkekeh disaat yang bersamaan ia membawa Sunghoon kedalam pelukannya.
[ ]
rain.